Kamis, 22 Juli 2010

Kisah Seekor Kupu - Kupu

Di suatu pagi yang cerah, saya duduk menyendiri di sebuah taman yang dipenuhi berbagai macam tanaman bunga. Saya menghela nafas dalam-dalam sambil menikmati suasana sekitar yang hening. Tiba-tiba pandangan saya terhenti oleh keindahan seekor kupu-kupu yang sedang hinggap di sekuntum bunga. Kupu-kupu itu terlihat sangat elok rupawan dengan sayap yang warna-warni. Sungguh indah Tuhan menciptakan hewan kecil ini dengan kombinasi warna yang sangat serasi.

Kupu-kupu itu hinggap di setangkai kuntum bunga cukup lama untuk menghisap madunya, kemudian hinggap di kuntum bunga yang lain, begitu seterusnya. Terkadang datang kupu-kupu lain yang tak kalah cantiknya, seolah mereka bertutur sapa, kemudian berlomba menghisap sari bunga. Mereka terlihat riang menjalani hidupnya masing-masing.

Melihat kupu-kupu tadi, saya jadi teringat asal mula kupu-kupu yang indah tersebut. Bukankah dia yang kini terlihat elok rupawan dan memukau banyak mata, dulunya adalah seekor ulat yang untuk sebagian orang merasa jijik jika melihatnya. Bahkan ada sebagian wanita yang akan berteriak ketakutan bila melihat makhluk berbulu ini didekatnya. Kesannya mungkin takut, jijik, atau bahkan alergi. Tapi toh, setelah berubah rupa menjadi kupu-kupu yang cantik, siapa sih yang nggak suka melihatnya???

Ternyata setelah melihat sejarah hidupnya, kupu-kupu yang cantik itu telah melewati berbagai tahap kehidupan yang mengantarkannya pada sosok yang sekarang ini. Dulunya ia hanya seekor ulat yang buruk rupa, hidupnya merayap di dahan dan dedaunan, dan kalau tidak beruntung hidupnya berakhir dimakan burung atau serangga pemangsanya.

Setelah matang menjalani kehidupan sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan berubah menjadi kepompong. Badannya terbujur kaku menggantung di dahan atau dedaunan. Ia tak peduli walau siang hari panas terik menyengatnya dan malam hari dingin menusuknya. Bahkan tak jarang hujan dan badai menerpanya. Ia tetap kokoh ditempatnya bersemedi untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona keindahan.

Beberapa waktu kemudian, akhirnya keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama sekali baru, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh beda dari wujudnya semula. Dan kini ia telah memiliki keahlian baru, yakni bisa terbang! Lalu ia pun terbang berkelana mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.

Begitulah metamorfosis seekor kupu-kupu; dari telur ia menetas jadi ulat, dari ulat ia menempa diri dalam kepompong, dan dari kepompong “baru” kemudian lahirlah kupu-kupu yang indah menawan. Tahap kehidupannya ia jalani dari generasi ke generasi tanpa ada satu tahap pun yang dapat ia lompati. Tak ada seekor kupu-kupu mana pun yang langsung menetas dari telur, melainkan keluar dari kepompongnya. Saya sengaja menulis kata “baru” dengan tanda petik untuk menekankan bahwa proses menjadi kupu-kupu–tidak bisa tidak—pasti melewati fase-fase sebelumnya.

Demikianlah, kadang kita ingin menjadi kupu-kupu yang indah, tapi kita tidak mau jadi ulat yang buruk rupa, tidak sanggup menjalani kehidupan kepompong yang tak berdaya. Maunya langsung jadi sesuatu yang indah, memukau, mengagumkan dan jadi pusat perhatian banyak orang, langsung jadi kupu-kupu!

Perubahan Diri

Maka sahabat, kalau kita ingin jadi kupu-kupu yang cantik, sanggupkah kita menjalani metamorfosis kehidupan?? Metamorfosis itu sendiri bisa dimaknai seabagai perubahan yang dahsyat atau perubahan besar dalam sifat.

Untuk menjadi kupu-kupu yang cantik penuh pesona, sanggupkah kita menjalani ketertatihan sebagai ulat yang buruk rupa, kadang dihina dan dijelek-jelekkan? Di saat tak ada yang menghargai, mendukung atau menolong kita, tapi kita harus tetap melangkah dan terus melangkah karena kita yakin tujuan akhir perjalanan ini.

Kuatkah kita menghadapi berbagai tempaan dan cobaan, derita dan kesendirian dalam kepompong yang tak berdaya dan memintal benangnya sendiri? Bersabar dalam tempaan hidup, cobaan dan godaan, menjalani proses dengan sebaik-baiknya sebelum kita akhirnya lahir menjadi diri yang baru, diri kita yang sesungguhnya, diri yang indah dan menebarkan keindahan di mana pun kita berada.

Sahabat yang budiman, tiada sukses yang didapat dengan mudah. Semua perlu proses; semua butuh keuletan, kesabaran dan ketabahan dalam menjalani tahap-tahap sebelum sampai pada puncak kehidupan.

Tidak ada yang akan merubah diri dan keadaan kita melainkan diri kita sendiri. Dalam kitab suciNya, Tuhan berfirman. “Sesungguhnya Alloh tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Jangan lupa untuk berdoa, memohon petunjuk dan pertolongan pada Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengabulkan Permohonan hamba-Nya.

Mari kita jalani setiap tahap dan episode hidup ini dengan penuh kearifan, kita tekadkan untuk terus berubah menjadi lebih baik, sehingga akhirnya kita bisa bermetamorfosis menjadi pribadi yang sukses sejati, bagaikan kupu-kupu penghias taman. Menjadi teladan yang baik bagi umat manusia!

AKTUALISASI DIRI SESUAI TALENTA

Kesalahan terbesar yang dapat dilakukan seseorang adalah tidak berusaha mencapai kesuksesan dengan cara mengerjakan apa yang betul-betul ia senangi.

Apa kabar sahabat pembaca? Semoga Anda tetap bersemangat menapaki tangga demi tangga kehidupan Anda. Semoga uraian berikut ini bermanfaat bagi sahabat semua…

Orang yang bekerja atau mengaktualisasikan dirinya dengan talentanya tidak akan merasa ia sedang bekerja sambil sesekali memperhatikan jarum jam, tapi ia akan mengalir dan merasakan kedamaian dalam pekerjaannya. Ia akan merasakan pekerjaannya sebagai hobi atau kesukaannya sehingga tidak terasa ada beban dan tekanan ketika ia sedang melakukannya. Bahkan ia bisa menikmati pekerjaannya. Kabar buruknya adalah sangat jarang orang yang mendapatkan dan merasakan hal ini. Kebanyakan mereka bekerja demi uang, melakukannya karena himpitan ekonomi, atau karena tidak ada pilihan lain. Walaupun sebenarnya mereka merasa bosan dan benci dengan apa yang mereka kerjakan, namun mereka tetap saja melakukannya. Keluar dari pekerjaan yang sedang dijalani untuk mengembangkan bakatnya atau untuk memenuhi panggilan jiwanya adalah sebuah keputusan yang beresiko. Jika kita bisa menemukan pekerjaan yang menjadi hobi kita, yakni sesuatu yang menjadi kesukaan kita, tetapi menghasilkan uang maka tindakan kita tidak hanya efektif, tapi juga dilandasi kecintaan dan keikhlasan.

Kita pasti mengenal seseorang yang menjadi penyanyi dengan suara dan penampilan yang memukau dan bisa menghanyutkan pendengarnya; seorang pencipta lagu yang karyanya sangat bagus dan lagunya selalu menjadi hits; seorang pelukis yang karyanya sangat indah; seorang atlet yang prestasinya mendunia; seorang politikus yang sampai ke puncak karier; seorang pembicara publik yang ceramahnya sangat menggugah pendengarnya; seorang tokoh yang sangat disegani masyarakatnya; atau seorang penulis yang karyanya menginspirasi dunia. Mereka adalah orang-orang yang telah berhasil menemukan talentanya (baca: bakat, keunggulan diri), mengasahnya, dan mempersembahkan talenta yang mereka miliki untuk sesama manusia.

Coba Anda bayangkan jika orang seperti W.S. Rendra yang pandai menulis sajak-sajak puisi, namun karyanya hanya disimpan untuk diri sendiri. Jika orang seperti Melly Goeslaw yang pandai mencipta lagu-lagu bagus namun hanya disimpan untuk diri sendiri saja. Jika orang seperti Bambang Pamungkas yang menjadi bintang lapangan hijau dengan nilai kontrak yang mengagumkan, namun jika hanya bermain di klub tingkat RT atau RW saja. Atau seandainya Tom Cruise hanya berakting di depan kaca cermin kamarnya saja, tentu ia tidak akan mungkin berpenghasilan 20 juta dolar Amerika untuk sekali main film.

Mereka memang punya bakat yang luar biasa. Mungkin sulit kita menyamai prestasi mereka, namun ada hal penting yang harus kita perhatikan apa pun bakat atau talenta yang kita miliki: kita harus mengasah dan mengembangkannya di jalur yang sesuai serta mendukung untuk terus maju. Jika kita ingin mencapai puncak prestasi maka kita harus menemukan profesi yang sesuai dengan bakat atau talenta kita. Kita harus berani mencari dan menemukannya.

Kemajuan kita akan melesat dengan cepat jika kita telah berhasil mengenal pribadi kita yang sebenarnya. Kita harus berusaha mengembangkan potensi diri dan meminimalisir kelemahan/kekurangan diri dengan mengoptimalkan keunggulan diri kita di sisi yang lain. Kita harus berani mengambil resiko untuk menemukan profesi yang benar-benar kita sukai sehingga kita bekerja/berkarya tidak hanya untuk materi atau sekedar mencari penghidupan, namun lebih dari itu: bekerja dengan karya cinta. Setiap orang pasti memiliki keunggulan di suatu bidang tertentu. Temukan bidang itu! Dan jika talenta Anda telah menemukan wadahnya maka tidak akan ada orang yang bisa mencegah Anda untuk terus maju.

Kita hidup di bumi ini hanya sekali maka meraih kesuksesan pantas untuk diperjuangkan. Makna kesuksesan itu sendiri bukan pada kenikmatan dan keglamouran fana yang kita tuju, namun pada isi perjalanan atau proses demi proses yang harus kita lewati. Kita sendirilah yang mengukir tiap langkah hidup ini dengan tindakan kita sendiri. Jangan sampai di penghujung hari kita menyesal dan meratapi apa yang sudah terjadi, tetapi ternyata tiada waktu tersisa untuk memperbaikinya. Bila waktu kita t’lah terhenti; saat itu pula kita harus menutup mata untuk selama-lamanya. Apa yang kita lakukan sekarang, itulah yang akan menjadi masa depan kita. Oleh karena itu sebelum berhasil, jangan pernah menyerah, kawan!

Sekaranglah saatnya untuk memulai hidup yang lebih berarti…!

Rumus Matematika Untuk Kekayaan dan Kesuksesan

Ibarat matematika, kekayaan bisa juga dirumuskan, tak lepas dari keinginan, kepercayaan dan keberanian bertindak. Ingin kaya ataupun makmur? Siapa pun orangnya bakal me­nganggukkan kepala. Dan ternyata, rumusan menjadi kaya itu, tidak serumit dalam bayangan.

Semua bermula pada keinginan, tindakan dan kerja keras tanpa me­ngenal lelah untuk mewu­judkan keinginan tadi. Bukan ditentukan oleh mo­dal besar, pendidikan yang tinggi, apalagi mendapat rezeki nomplok dari langit.

Dan tulisan ini juga berhubungan dengan pikiran bawah sadar, silahkan baca lebih lanjut…

John C. Maxwell, pe­nulis best seller buku-buku pengembangan kepribadian, dalam sebuah surveinya menyatakan, 50 persen di­rektur utama dari perusa­haan yang terdaftar dalam Fortune 500 mendapatkan nilai C ketika kuliah. Lalu, 75 persen dari semua presi­den Amerika Serikat hanya mencapai peringkat mene­ngah ke bawah dalam ke­lasnya, dan lebih dari 50 persen jutawan tidak pernah selesai kuliah. Lagi-lagi, kunci resep mereka seperti dituturkan kepada Maxwell, yaitu semangat, sebuah kata yang tak pernah tergantikan dalam hidup mereka.

Nah, jika Anda punya keinginan yang kuat, bagai­mana resepnya mewujud­kan keinginan itu menjadi kekayaan? Napoleon Hill, dalam sebuah bukunya yang kondang, Berpikir dan Menjadi Kaya (Think & Grow Rich), punya enam resep yang mungkin bisa diterapkan.

Pertama, tetapkan da­lam pikiraii jumlah yang pasti mengenai uang yang diinginkan. Tidak hanya cukup menginginkan, melainkan pastikan jumlah yang di­inginkan. Kedua, pastikan dengan tepat apa yang akan diberikan sebagai ganti untuk uang yang diinginkan. Ketiga, tetapkan waktu yang pasti kapan uang ter­sebut dimiliki. Keempat, cip­takan rencana yang pasti untuk melaksanakan penca­paian keinginan itu, mulailah saat itu apakah Anda siap atau tidak untuk melaksana­kan rencana tersebut dalam tindakan.

Kelima, tulislah per­nyataan yang jelas dan ring­kas tentang jumlah uang yang ingin diperoleh. Sebutkan batas waktu untuk memperolehnya, nya­takan apa yang akan diberikan sebagai ganti uang itu, paparkan dengan jelas rencana untuk mengumpulkannya. Keenam, bacalah pernyataan tertulis Anda keras-keras dua kali sehari, satu kali sebelum tidur di malam hari, dan satu kali setelah bangun tidur di pagi hari. Sementara Anda membaca – lihat dan rasakan, serta yakinkan diri bahwa Anda sudah memiliki uang itu.

Pertanyaannya, kenapa mesti dibaca keras-keras? Kata Napoleon Hill, itu dalam rangka memberikan emosi dan perasaan, sehingga “me­merintahkan” pikiran bawah sadar untuk bertindak sesuai dengan keinginan tadi. Nah, pikiran bawah sadar itu, tidak bisa membedakan pemikiran yang positif dan negatif, tergantung pada rangsangan yang diterima. Bila sifatnya negatif, seperti rasa takut, maka orang tersebut diliputi keraguan. Tapi, bila berani dan yakin, kansnya menjadi orang kaya akan terbuka, lantaran tindakannya dilatari keyakinan.

Kepercayaan

Christina Gage dan Shelly Gore lain lagi. Kekayaan dirumuskan keduanya sebagai hasil dari keper­cayaan + iman + keberanian. Ketiganya merupakari kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Cuma, persoalan yang pa­ling krusial adalah menumbuhkan kepercayaan diri, di tengah kuatnya belenggu keraguan. Itu, dinilai keduanya, bisa dicapai bukan dalam waktu sesaat. Melainkan secara konsisten, sehingga merasakan adan ya kekuatan dari dalam. Pengetahuan praktis yang diperoleh, dapat juga menumbuhkan kepercayaan pada impian. Lalu, secara perlahan-lahan, tid.ak akan berhenti berencana untuk mencapai tujuan. Jadi, kepercayaan merupakan fondasi mendasar dalam membangun tujuan (kekayaan).

Nah, bila kepercayaan itu meng­kristal (iman), maka tindakan harus diambil. Di sini, ingatlah sebuah pepatah yang menyebutkan, sebuah perjalanan bermil-mil diawali dengan satu ayunan langkah kaki. Tapi, tidak dinafikan, terkadan g langkah pertama itulah yang paling sulit. Sebaliknya, bila ayunan langkah sudah dimulai, lang­kah-langkah berikutnya bakal mudah. Tak hanya itu. lman yang kuat, juga dapat menghalau pelbagai rintangan dalam setiap langkah tindakan. Iman dapat menghantarkan Anda mencapai tujuan, walaupun harus mendaki pe­gunungan dan menyeberangi sa­rnudera yang luas. Tanpa iman yang kuat, sulitlah sebuah tindakan dapat dilakukan. Maka, satu-satunya, per­teballah iman itu dengan menambah pengetahuan, baik lewat informasi, membaca buku, dan bertanya pada mereka yang lebih berpengalaman.

Tentu saja, setiap langkah yang ditempuh, tidak akan berjalan mulus. Pelbagai rintangan menyembul ke permukaan. Ada dua hal respon yang muncul terhadap rintangan, sekaligus membedakan seorang pemenang atau pecundang. Pemenang berani meng­hadapi rintangan sampai melam­pauinya. Mereka tetap bertahan untuk mewujudkan impiannya. Sedangkan pecundang, berusaha menghindari rintangan tersebut.

Sedikit ilmiah, rumusan yang diberikan oleh Paul Zane Pilzer, yang rada-rada mirip dengan matematika, yaitu K (kemakmuran) = Sf (sumber­sumber fisik) x T (teknologi). Rumusan ini bukan hanya menjelaskan kemakmuran sebuah negara, juga menunjukkan perbedaan kemakmuran yang dihasilkan sebuah bisnis yang fokus kepada sumber fisik maupun teknologi.

Menurutnya, rumus kemakmu-­ran itu menjadi nyata, karena T terus ‘berkembang merubah kehidupan manusia. Bila tanpa T, manusia akan tetap berada di zaman batu, hanya menyisihkan sedikit peluang. Ma­kanya, dalam sejarah manusia, pen­caharian terhadap Sf dilakukan lewat peperangan dan penaklukan, yang dikenal dengan istilah penjajahan. Tapi, dalam era global saat ini, di mana Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi ideologi yang universal, cara-cara tersebut tidak lazim digunakan.

Sf sendiri, dalam konteks bisnis yang berbasis rumah, adalah Anda sendiri. Di sini Sf dapat dioptimalkan dengan jumlah jam dan aktivitas yang Anda berikan dalam bisnis tersebut, seperti berapa banyak produk yang dijual.

Sementara T, identik dengan. keahlian yang Anda hadirkan di bisnis tersebut. Bahkan, eksitensi T menem­patkan industri penjualan langsung “terpisah” dari pelbagai peluang bisnis lainnya. Maklumlah, T di sini meru­pakan skill yang dimiliki, kecakapan berbicara di depan umum, leadership, melakukan pendekatan kepada prospek, teknik-teknik komunikasi, mendidik dan melatih orang.

Ujung-ujungnya, rumusan ke­kayaan yang digulirkan di atas, teramu dalam buku Napoleon Hill yang berjudul Berpikir dan Menjadi Kaya. Menurutnya, semua prestasi; semua kekayaan yang diperoleh, bermula dari sebuah gagasan. Lalu, gagasan yang semula abstrak itu, bisa dikonkritkan lewat 13 buah prinsip yang dapat diaplikasikan. Ke-13 prinsip itu meliputi: keinginan, keyakinan, sugesti pribadi, pengetahuan khusus, imajinasi, rencana tersusun, keputusan, ke­tekunan, kekuatan para ahli pikir, rahasia transmutasi seks, pikiran bawah sadar, otak dan indera keenam.

Bertindak Tepat

Ke-13 prinsip itu bisa optimal, seperti dikatakan Wallace D. Wattles, dalam bukunya yang sangat klasik itu, The Science of Getting Rich, asalkan bertindak di jalan yang tepat dan benar. Dan ini tidak ada kaitannya dengan lingkungan, bakat, ataupun kemam­puan lebih yang tidak dimiliki orang lain. Sebab, faktanya banyak orang yang berbakat dan memiliki kemam­puan, ternyata hidupnya tetap dibelit kemiskinan. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki keistimewaan tertentu, bahkan dalam beberapa hal rata-rata, malah mampu rnenjadi jutawan.

Cuma pertanyaannya; apakah sesuatu melakukan di jalan yang tepat dan benar itu begitu sulit, sehingga hanya sedikit orang yang bisa melakukannya? Jawabnya tidak sulit, asalkan kernampuan alamiah dapat dirnanfaatkan dengan optimal, misal membaca, mendengarkan, melihat dan sebagainya. Dengan begitu, siapa pun orangnya bisa menjadi kaya, entah itu pintar, bodoh, berbadan sehat, menga­lami cacat fisik dan lainnya.

Sebagai bukti, Alan Loy McGinnis, dalam sebuah tulisannya, membeber rahasia keberhasilan me­reka yang kualitasnya rata-rata, tapi bisa unggul dalam kehidupan. Ter­nyata, ada beberapa resep yang mem­buat mereka berhasil. Pertama, me­miliki disiplin pribadi yang kuat: mau menunda kesenangan sampai berhasil. Ini dibuktikan dalam sebuah perjalanan hidup 268 mahasiswa, yang kini lanjut usia. Hasilnya menyebutkan, prestasi di sekolah hanya sedikit pengaruhnya terhadap kecakapan bekerja. Kualitas seperti “teguh dan bisa diandalkan”, serta “praktis dan terorganisir” lebih penting. Ditambah lagi, seperti dikatakan Dr. George E. Vaillant, psikiater yang memimpin penelitian itu, kebiasaan mental yang disebutnya “kemampuan menunda, tetapi tidak melepaskan rasa puas”.

Kedua, selalu menambah penge­tahuan, mau belajar. Mereka tidak mengejar jabatan puncak, seperti yang dilakukan oleh “bintang kelas” yang ingin karirnya cepat menanjak. Ketiga, selalu mengembangkan keahlian khusus. Keempat, bangkit dari keka­lahan dan kegagalan, seperti yang dilakukan oleh Abraham Lincoln, Presiden Amerika yang terkenal dengan anti perbudakan. Padahal, penampilannya tidak menonjol dan berasal dari keluarga miskin. Tapi, dia mernbuktikan orang yang kualitas rata-rata bisa juga rnenonjol dan sukses dalam kehidupan.

Jadi ? Abraham Lincoln memberi­kan perumpamaan yang bisa me­mompa motivasi Anda merubah hidup. Katanya, “Tuhan pasti mencintai orang biasa. Sebab, Dia rnenciptakan mereka (orang biasa, red) begitu banyak.”

Selasa, 20 Juli 2010

Peta Impian

Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat dan bersikap. Dengan impian kita akan tau dimana titik akhir dari perjuangan. Dan segera setelah mencapai impian itu, kita dapat menggantikannya dengan impian lain yang belum tercapai.

Sahabat, dalam meraih impian, kita perlu strategi dan peta. Sehingga saat berjalan dan bertemu dengan hambatan, kita dapat memilih untuk melompatinya ataukah memutarinya dan mengambil jalan lain. Tanpa mengubah impian, hanya mengubah arah jalan saja.

Bayangkan anda berada di tengah samudera di atas sebuah speedboat.
Lima puluh kilometer di depan anda adalah sebuah pulau, dan di
pulau itu terdapat semua yang anda inginkan dan cita-citakan.
Semua impian anda. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan itu
semua adalah sampai ke pulau tersebut. Pulau itu ada di belakang
cakrawala. Tapi cakrawala yang mana…?

Masalahnya adalah anda tidak punya kompas, peta, radio, telepon,
dan anda tidak tahu mana arah ke pulau tersebut. Arah yang salah
akan membuat anda melenceng jauh sekali dari pulau impian,
sementara di sekeliling anda yang terlihat cuma laut dan langit.

Dalam dua jam, anda bisa saja telah sampai di pulau impian.
Tetapi bila anda salah arah – anda bisa kehabisan bahan bakar
sebelum bisa mencapai pulau impian.

Hidup tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengetahui dan mengerti
kegunaan hidup anda – adalah sama dengan dilema pulau impian.
Semua impian anda sebenarnya bisa tercapai, namun untuk mencapainya
anda harus mengetahui peta impian. Yaitu apa, di mana, dan bagaimana mencapainya. Anda mutlak mengetahui arah untuk mencapainya. Tentukan peta anda sekarang – untuk dapat mencapai impian anda. Buat seteliti dan seakurat mungkin – dan selanjutnya anda tinggal mengarahkan speedboat anda ke pulau impian… Untuk selanjutnya, Anda meraihnya, merengkuhnya, dan tersenyum dengan bangga, “Inilah impianku, dan aku telah mendapatkannya.”
==========
Sahabat, berhentilah sejenak dan mari kita saling mendoakan,doa untuk sahabat kita, orang tua kita, orang yang kita cintai, serta tak lupa admin web ini :) . Semoga peta menuju impian hidup yang kita rancang, diridhoi Allah SWT. Kita sadari tubuh kita, nyawa kita dan nafas kita, sepenuhnya adalah miliknya. Tiada satupun peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, tanpa ridhoNya. Selamat berjuang sahabat… Impian itu, sudah rindu untuk kita rengkuh, dan kita peluk.

Dunia Memberi Apa Yang Kita Fokuskan

bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil

Namun bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan hal-hal penting dan berharga

Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiaran kita.

Padahal dunia tidak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri

Maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.

Nilai Diri Kita

Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kaket tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:

“Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”

Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.

“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”

Tetap saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan. :)

***

Sahabat , cerita diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? karena tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp. 50.000

Sahabat resensinet, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.

Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau *bakal terjadi*, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf.
Kita tetap tak ternilai di mata Allah.

Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai kita. Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.
Sahabat, akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan merupakan modal hidup.
Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.

Guys, thanks for reading. Hope u r well and please do take care.

10 Kualitas Pribadi yang Disukai

10 Kualitas Pribadi yang Disukai
October 21, 2008 · Filed Under Artikel Motivasi, Tips Motivasi by Obor Motivasi


Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

Kerendahan Hati

Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.

Kesetiaan

Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

Positive Thinking

Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

Keceriaan

Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

Bertanggung jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya Diri

Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

Easy Going

Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

Empati

Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Hidup Adalah Anugerah

Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .

Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.

Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”

* * * * *

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.

NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!